بِسْمِ
اللَّهِ الرحمن الرَّحِيمِ
Tafsir QS. Al-Anfal Ayat 2
إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ
ٱلَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ ٱللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ
ءَايَٰتُهُۥ زَادَتْهُمْ إِيمَٰنًا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka
yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan
ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah
mereka bertawakkal.”
Penjelasan :
Sahabatku rahimakumullah,
ciri-ciri orang yang didalam hatinya ada iman adalah manakala disebut nama
Allah baik melalui al Qur’an dan As Sunnah atau dzikir yang ia lantunkan baik
didalam shalat maupun diluar shalat maka hatinya bergetar langsung ia mengingat
akan kebesaran Allah Robbul Aalamin, Rab pencipta, pemelihara dan penguasa
seluruh alam semesta.
Lalu bagaimana
ketika kita terasa hambar mendengar nama Allah, tidak ada rasa sedikitpun didalam
hati, tidak bergetar qalbu didalamraga ? maka waspadalah jangan-jagan ada sifat
kemunafikan didalam diri kita. Sebagaimana Ibnu Abbas sepupu Rasullullah Shallallahu
‘alaihi wasllam beliau mengemukakan terkait penafsiran ayat diatas (QS. Al
Anfal :2) dan terlampir dalam tafsir ibnu katsir. Kata beliau radhiyallahu
anhu “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila
disebut nama Allah gemetarlah hati mereka. Adapun orang-orang munafik itu tiada
sesuatu pun dari sebutan nama Allah yang dapat mempengaruhi hati mereka untuk
mendorong mereka mengerjakan hal-hal yang difardukan-Nya.
Tidak adanya
getaran hati tatkala nama Allah disebut itu tanda sakitnya hati, maka harus
segera diobati. Jangan berlarut-larut dalam pesakitan karena jika dibiarkan
kita akan binasa. Allah berfirman,
يَوْمَ لَا
يَنْفَعُ مَالٌ وَّلَا بَنُوْنَ اِلَّا مَنْ اَتَى اللّٰهَ بِقَلْبٍ سَلِيْمٍ ؕ
“(yaitu) pada
hari (ketika) harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali orang-orang yang
menghadap Allah dengan hati yang bersih” (QS.
Asy-Syu'ara': 88-89).
Karena hati
adalah pengendali seluruh anggota tubuh kita; mata, telinga, lisan, tangan,
kaki, semua dalam kendali hati. Sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ
مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ
الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ
“Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung).”(HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599).
Oleh karenanya seseorang akan sulit istiqomah diatas taqwa Ketika hatinya sakit. Maka nama Allah adalah sebagai tolak ukur sakit atau tidaknya qalbu kita.
Jika hati sakit, datanglah kepada dokter hati yaitu para Alim Ulama, mereka yang paham bagaimana mengobati hati kita yang sakit, ia akan memberikan resep berupa nasihat-nasihat yang harus kita Yakini dan kita amalkan dalam keseharian. Mintalah nasihat kepadanya, ceritakan apa yang kita rasakan.
Banyak hal yang menjadikan sebab hati kita sakit, namun secara umum hati yang sakit adalah sebab dosa yang kita kerjakan. Adapun secara spesifik sebab sakitnya harti diantaranya ;
Pertama :
Karena syirik, baik syirik kecil (riya’ atau sum’ah) maupun syirik besar (mempersembahkan
ibadah kepada selain Allah) ini penyebab utama hati kita terserang sakit
kronis. Ibnu Abbas radhiyallahu anhu ketika menjelaskan tentang makna surat
Asy-Syu'ara' ayat 88 dan 89 adalah hati yang bersaksi bahwa tidak ada Tuhan
yang berhak disembah kecuali Allah Ta’ala. Al Imam Mujahid dan Al Hasan serta
lainnya mengatakan, “hati yang bersih maksudnya bersih dari kemusyrikan”.
Maka coba
intropeksi diri jangan-jangan selama ini hati kita telah ternodai oleh kesyirikan,
baik kecil maupun besar. Mungkin anda masih percaya bahwa ada selain Allah yang
dapat memberikan pertolongan, percaya dengan dukun, jimat, meminta kepada kuburan
keramat, percaya ramalan zodiac dan lain semisalnya. Ketika kita percaya kepada
itu semua maka kita terjerumus dalam syirkul akbar (syirik besar) dan tidak ada
jalan lain selain bertaubat kepada Allah dengan taubatan nasuha. Atau kita
terjerumus dalam syirik kecil yaitu; riya, menampakkan ibadah untuk dipuji oleh
orang lain atau sum’ah, memperdengarkan ibadah supaya mendapatkan pujian atau
popularitas ditengah-tengah manusia. Ini adalah dosa besar meskipun tidak
menjadikan sebab pelaukanya keluar dari islam namun dapat membatalkan ibadah
yang dikerjakan. Maka untuk mengobatinya tidak ada jalan lain kecuali bertaubat
dan berusaha untuk meluruskan niat dalam setiap melakukan aktifitas ibadah.
Kedua ; Sombong,
kata Rasulullah yaitu menolak kebenaran dan meremehkan manusia. Ketika kita
mendengar sebuah kebenaran sekalipun dai anak kecil maka kita wajib untuk
menerimanya. Terkadang hati ini gengsi apa lagi ketika kita diposisi yang salah
dan yang menasihati adalah orang yang dibawah kita baik dari sisi usia maupun
kedudukan. Sehingga kita menolak nasihatnya dan meremehkan dia yang telah sudi
menasihati kita. Inilah kesombongan yang membuat hati kita sakit. Ketika kita
tidak berusaha untuk merubahnya maka kesombongan ini akan mengantarkan kita ke
neraka. Rasulullah bersabda,
لاَ يَدْخُلُ
الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِى قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ
“Tidak akan masuk surga orang yang ada kesombongan seberat biji sawi di dalam hatinya” (HR. Muslim, no. 2749)
Ketiga : Dengki , iri terhadap kenikmatan orang lain dan ingin kenikmatan itu hilang dari diri orang tersebut. Atau disingkat SMS : Susah Melihat Orang Senang, Senang Melihat Orang Susah. Sungguh hal ini jika dibiarkan akan membuat hati menjadi busuk dan akan binasa kita.
Itulah tiga sebab yang membuat hati kita sakit. Maka untuk mengobati hati yang sakit ada beberapa terapi yang harus dilakukan. diantaranya adalah;
Pertama; memperbanya
baca alquran, lalu mentadaburinya (mempelajari tafsirnya) dan mengamalkan dalam
keseharian.
Kedua:
memperbanyak dzikrullah berdzikir kepada Allah, termasuk dari padanya adalah
memperbanyak istigfar. Karena terkadang kita tidak sadar akan dosa yang kita
kerjakan.
Ketiga: berdoa
kepada Allah agar diselamatkan dari penyakit hati.
Keempat :
tawadu’ (bersikap rendah diri) karena Allah. Tak pantas seorang pendosa sombong.
Kelima : memperbanyak amal shalih, shalat-shalat sunnah, sedekah, puasa, dan amal shalih lainnya yang dapat melunakkan hati.
Kemudian juga termasuk tanda orang yang didalam hatinya ada iman kata Allah, “apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.” Artinya ayat-ayat Allah menjadi penyegar imannya, melonjaklah iman itu ketika firman Tuhannya dibaca. Timbul rasa takut kepada Robnya, rasa cinta yang tinggi kepada Rabnya dan rasa berharap yang luas kepada Rabnya sehinga ia bertawakkal kepada Robnya. Karena ia sadar Allah Robbul aalamin adalah yang maha besar, maha perkasa dan maha kuasa atas segala sesuatu. Menangislah dia ketika membaca ayat-ayat Allah, merasa bahwa ayat itu nasihat untuk dirinya. Maka jika kita jarang menangis manakala membaca Ayat Allah, tidak ada peningkatan iman setelah mempelajari ayat Allah, jangan-jangan hati kita sakit. Mari kita intropeksi diri bagaimna kondisi hati kita saat ini !!!
Inilah sekelumit
penjelasan tentang surat Al-Anfat ayat 2, semoga sedikit yang saya tulis ini
bermanfaat kepada anda yang membacanya. Barokallahufikum
Wallahua’lam
bisoab
0 comments:
Post a Comment