Kehidupan manusia telah berkembang dari yang sederhana menjadi yang modern. Di era saat ini, di mana teknologi informasi dan komunikasi semakin canggih, segala sesuatu dapat diselesaikan dengan cara yang instan dan mudah. Semua aspek kehidupan manusia dipermudah oleh teknologi informasi dan komunikasi. Sehingga teknologi tampaknya tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia zaman ini, khususnya internet. Karena melalui internet segala yang dibutuhkan manusia dapat diakses dengan mudah.
Namun keberadaan internet seperti dua mata pisau yang dapat digunakan untuk sesuatu yang positif, juga bisa digunakan untuk sesuatu yang negatif. Kita bisa perhatikan tindak kejahatan yang terjadi saat ini; penghinaan, perselingkuhan, penipuan, pelecehan seksual, penculikan dan bunuh diri semua berawal dari internet. Kemudahan manusia dapat berkomunikasi dimanfaatkan oleh setan untuk menjerumuskan manusia, sehingga manusia tidak lagi bisa mengendalikan hawa nafsunya. Dan ini memang merupakan propaganda setan untuk menyesatkan manusia. Sebagaimana janjinya didalam Al-Quran Allah sampaikan,
قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ ﴿١٦﴾ ثُمَّ لَآتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ ۖ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ
Iblis menjawab, ‘Karena Engkau telah menghukumku tersesat, maka saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan-Mu yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur. (QS.Al-A’raf :16-17)
Termasuk masalah pornografi. Dampak negatif dari pornografi sangatlah besar terhadap kehidupan manusia. dilansir dinkes.jogjaprov.go.id bahwa diantara dampak negatif dari kecanduan pornografi antara lain : peningkatan dopamine, peningkatan neuropeniprin, peningkatan serotonin dan oksitoksin, kerusakan otak berat, terjerat sex bebas, menjadi pelupa, penurunan kinerja.
Judul diatas bukanlah sebuah pernyataan namun murni pertanyaan, "apakah benar bangsa kita saat ini lebih suka dibuat nafsu dari pada dibuat pintar ?" pertanyaan ini muncul dipikiran saya ketika saya menscroll story di instagram pribadi saya, dimana dalam story tersebut kadang secara otomatis muncul tayangan-tayangan yang tidak kita inginkan. Lalu saya amati konten-konten berbau pornografi itu lebih banyak viewers nya ketimbang konten-konten yang berisikan tentang wawasan keilmuan, apa lagi konten-konten yang berisikan kajian-kajian atau nasihat-nasihat agama sepi dari pengunjung. melihat hal tersebut saya mencoba untuk menulusuri apakah benar apa yang ada pikiran saya tersebut. Lalu saya mencoba untuk membuka Google Trend untuk membadingkan antara peminat pornografi dengan dengan pendidikan, adapun variabel yang saya masukkan adalah porn (pornografi-bhs inggris) dengan pendidikan, dan hasilnya grafik pornografi lebih tinggi dari pada pendidikan. Bahkan dihari ini (16/07/2023) grafik porno grafi meningkat drastik 100 banding 8. Atau mungkin anda bisa coba sendiri dengan memasukkan variabel yang identik dengan pornogarif dan pembandingnya istilah-isytilah yang positif seperti; kajian islam, pembelajaran, tutorial, dan lain semisalnya maka hasilnya grafik berbau pornogari lebih tinggi dari pada istilah positif yang kita masukkan.
0 comments:
Post a Comment