يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ
وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ
غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا
يُؤْمَرُونَ
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allâh terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan."(QS. at-Tahrim :6)
Dari ayat diatas dapat dipahami bahwa orang tua khususnya kaum pria bertanggung jawab untuk menjaga, menuntun dan mendidik keluarganya agar tidak tersesat di Dunia dan celaka di Akhirat.
Saya yakin semua orang tua menginginkan anaknya menjadi anak yang baik, shalih/shalihah; taat kepada orang tua, agama, negara dan bermanfaat untuk bangsanya. Mereka ingin anaknya memiliki akhlak yang mulia; santun, amanah, jujur. Namun ketauhilah itu semua tidak akan terealisasi jika sang anak tidak mengenal siapa Tuhannya, sehingga tidak tertancap dalam dirinya aqidah ash sahihah (keyakinan yang benar) terhadap agamanya. Jikalau sang anak mengenal Tuhannya, dia akan tahu bahwa Tuhannya memiliki sifat Al basir (maha melihat), as Sami' (maha mendengar), Al 'Alim (maha mengetahui) maka akan tumbuh padanya rasa khouf (takut) kepada Tuhannya sehingga dia tidak berani untuk berbohong, tidak amanah. Jika sang anak mengenal Tuhannya dia tahu bahwa tuhannya memiliki sifat Ghodob (murka) dan tahu akan azab nya yang pedih, maka dia tidakan berani untuk berbuat keburukan; sex bebas, mengkonsumsi narkoba, tawuran, mencuri, dan keburukan lainnya. Ini semua terdapat didalam pendidikan agama. Sehingga ilmu agama dapat menjadi perisai atau pelindung bagi anak-anak kita dalam hidupnya.
Mungkin pelajaran agama ada di sekolah-sekolah umum namun sayangnya mata pelajaran PAI tidak menjadi pelajaran yang diperhitungkan di sekolah umum. bahkan satu pekan hanya satu kali pertemuan sehingga tidak menjadi doktrin pada diri siswa, tidak membentuk karakter. Seharusnya pelajaran agama menjadi peajaran yang harus diutamakan dalam setiap sekolah dan juga perguruan tinggi.
Kedua : kebanyakan dari orang tua menganggap seseorang yang belajar ilmu agama; ngaji, masuk pondok pesantren, sekolah di madrasah, atau kuliah di perguruan tinggi islam, masa depannya suram alias tidak cerah, paling mentok jadi guru ngaji di TPQ. Ini merupakan paradigma yang salah. Jika kita perhatian lebih jeli banyak orang-orang yang background pendidikannya agama kehidupannya jauh lebih baik sekalipun sebagai guru ngaji di TPQ, tidak seperti yang difikirkan oleh banyak orang. Mungkin saya salah satu orang yang tidak pernah merasakan sekolah umum (SD, SMP, SMA) saya lulusan madrasah (MI, MTS, MA) swasta, bahkan dari kecil saya hidup di Pesantren. namun Alhamdulillah atas pertolongan Allah saya bisa bekerja di pemerintahan dan diberikan kehidupan yang sangat cukup.
Islam memang tidak menjamin penganutnya kaya raya, namun Allah menjamin bagi hambanya yang berilmu dan bertakwa dengan kehidupan yang cukup dan bahagia. Karena di Dunia ini yang kita cari bukan sebatas nominal tapi keberkahan, banyak uang tapi tidak berkah maka tidak akan cukup dan tidak akan bahagia, namun sebaliknya sedikit tapi berkah maka pasti cukup dan InsyaAllah bahagia. Sebagaimana Allah berfirman,
وَمَن يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجْعَل لَّهُۥ مَخْرَجًا
"Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar."
وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُۥٓ
"Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya."(QS. Ath-Thalaq (65): 2-3)
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Barang siapa mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun wanita dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl: 97)
Namun seseorang tidak akan mungkin dekat dengan Penciptanya jika dia tidak memiliki alat berupa ilmu agama yang dapat menuntunnya menuju Tuhannya.
Saya menulis artikel ini bukan bermaksud membanding-bandingkan antara sekolah umum dengan sekolah Islam, atau menjatuhkan sekolah umum, atau mengesampingkan pelajaran umum dan lebih mengedepankan pelajaran agama, bukan maksud saya seperti itu. Namun dari tulisan ini saya ingin membuka mata hati orang tua yang masih tertutup, agar sadar betapa pentingnya pendidikan agama dalam kehidupan manusia. Karena melalui pendidikan agama karakter manusia akan terbentuk dengan baik, melalui agama manusia akan memiliki moral yang baik.
Ilmu umum penting, karena berfungsi sebagai alat penunjang kehidupan manusia di dunia. bahkan kata syaikh shalih al Utsaimin rahimahullah dalam bukunya kitabulilmi "terkadang mempelajarinya (ilmu dunia) menjadi fardhu kifayah (wajib) untuk kemaslahatan negara dan bangsanya". Seperti ilmu kedokteran, ilmu teknologi, dan ilmu yang bermanfaat untuk manusia lainnya.
Namun jika ilmu dunia tidak diimbangi dengan ilmu agama maka pemiliknya (user nya) dapat membuat kerusakan di dunia; berlomba-lomba membuat senjata untuk perang, membuat virus untuk membunuh, menebang pohon di hutan hanya untuk menambah kekayaan, menduduki jabatan hanya untuk meraup keuntungan, dan kerusakan lainnya. Sehingga ilmu dunia harus diimbangi dengan llmu agama.
Maka sebagai orang tua kita wajib menanamkan kesadaran pada diri anak kita untuk sungguh-sungguh belajar ilmu agama, dan mendorong mereka untuk melakukan aktivitas-aktivitas keagamaan; ngaji, shalat lima waktu, berpuasa di bulan ramadhan, bersedekah dan aktivitas keagamaan lainnya.
Semoga Allah memberikan taufik kepada kita dan keluarga.
0 comments:
Post a Comment