Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda, “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR. Ahmad)

Tuesday, May 2, 2023

Fiqih Niat

Niat merupakan bagian dari setiap rukun dalam ibadah. Artinya sebelum seseorang melakukan ibadah maka wajib diawali dengan niat, sehingga tidak sah ibadah seseorang yang tidak didasari dengan niat. Karena niatlah yang membedakan antara ibadah dengan aktifitas diluar ibadah. Misal ada dua orang berdiam diri di Masjid si A hanya sekedar untuk istirahat namun si B berniat untuk i'tikaf. Sehingga si A tidak mendapatkan pahala apa-apa adapun si B mendapatkan pahala dari i'tikafnya, dan yang membedakan semua itu adalah niatnya.

Dalil akan hal ini adalah sesuai sabda Nabi Shallallahualaihi wasallam dalam buku Hadits Arbain Nawawi. Dari Sahabat Umar bin khattab radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 


ٍإِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَلِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لدُنْيَا يُصِيبُهَا أَوِ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ

“Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai ke mana ia hijrah.” (HR. Bukhari, Muslim, dan empat imam Ahli Hadits)


Anniyyati jamak niyyatun yaitu maksud. Menurut terminologi, niat adalah tekad untuk melakukan suatu ibadah demi mendekatkan diri kepada Allah. Niat merupakan amalan qolbiyah (amalan hati) yang tidak ada sangkut pautnya dengan lisan atau anggota badan. Sehingga tidak ditemukan lafadz-lafadz niat dalam buku-buku fiqih kalsik karya para ulama. Dan sungguh jikalau setiap mukallaf wajib melafadzkan niat dalam setiap ibadah, pasti akan menyulitkan. Banyak ditemukan dimasyarakat dimana mereka tidak jadi melakukan ibadah seperti shalat sunnah tahajud, shalat hajad, dan ibadah lainnya karena tidak mengetahui niatnya.

Hendaknya seorang mukallaf wajib berniat melakukan ibadah karena mengharap ridho dan pahala dari Allah Ta'ala bukan karena mengharapkan pujian dari manusia. inilah yang disebut dengan ikhlas dan lawan dari ikhlas adalah riya' yaitu mengharapkan pujian dari manusia. Dalil akan hal ini adalah firman Allah ta'ala,


وَمَآ أُمِرُوٓا۟ إِلَّا لِيَعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ حُنَفَآءَ وَيُقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤْتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ ٱلْقَيِّمَةِ


Artinya: Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus. (QS. Al Bayyinah : 5)

Dijelaskan dalam buku tafsur Al Muyassar Kementrian Agama Saudi Arabiya bahwa maksud ayat diatas adalah Mereka tidak diperintahkan dalam seluruh syariat Allah kecuali agar mereka beribadah kepada Allah semata, mengarahkan ibadah mereka hanya kepada wajah NYA, menjauhi syirik dengan condong kepada iman, menegakan shalat dan menunaikan zakat. Itulah agama istiqamah, yaitu agama islam. wallahua'lam


Refrensi :

  1. Syarah Hadits Arbain Nawawi. Cetakan Pertama, Tahun 2013 M. Syaikh Muhammad Shalih bin Al-Utsaimin. Penerbit Ummul Qura.
  2. Surat Al-Bayyinah Ayat 5 Arab, Latin, Terjemah dan Tafsir | Baca di TafsirWeb


0 comments:

Post a Comment